Resensi Buku

Setelah sekian lama tampil secara rutin tiap bulan di majalah Infovet, artikel rubik Refleksi terpilih karya Bambang Suharno diterbitkan dalam buku berjudul “Jangan Pulang Sebelum Menang”. Judul ini diambil dari salah satu artikel di dalam buku yang berkisah tentang kesuksesan Julius Caesar, Panglima Perang Kerajaan Romawi ketika menaklukan Kerajaan Inggris. Majalah Infovet adalah majalah kesehatan hewan, terbitan Jakarta.
Buku setebal 200 halaman ini dicetak dalam ukuran novel. Covernya memperlihatkan serombongan pendaki gunung sebagai cerminan semangat meraih cita-cita. Berisi 40 artikel motivasi/refleksi pilihan yang pernah diterbitkan Infovet dengan beberapa penyesuaian dan penyempurnaan di beberapa bagian. Menurut Bambang Suharno, penyempurnaan ini dilakukan karena waktu dimuat di Infovet satu artikel dibatasi hanya sekitar 800 kata, sedangkan untuk penerbitan buku masih bisa dilengkapi dengan beberapa informasi lainnya sehingga lebih enak dinikmati pembaca. Bambang Suharno adalah salah satu penulis non fiksi produktif. Lebih dari 20 judul buku telah ia tulis. Buku-buku yang beredar di kalangan umum paling banyak adalah Buku Bisnis dan kewirausahaan, buku agrbisnis dan sekarang kelihatannya tengah mencoba buku motivasi.
Salah satu bukunya yang berjudul “Langkah Jitu Memulai Bisnis Dari Nol” memecahkan rekor buku non fiksi terlaris versi Kompas Gramedia selama 8 bulan di tahun 2007. Buku ini telah dicetak lebih dari 60 ribu eksemplar. Untuk sebuah buku bisnis, angka ini termasuk sangat tinggi.
Dalam acara talkshow bedah buku di Radio Bahana 101.8 FM Jakarta tanggal 7 Maret lalu Bambang Suharno mengatakan, buku Jangan Pulang Sebelum Menang adalah buku yang paling lama ia susun. Berbeda dengan buku lainnya yang biasanya disusun kurang dari setahun, buku ini melalui proses kurang lebih lima tahun.
Sejak lama ia bercita-cita menulis buku yang dapat dinikmati oleh kalangan yang luas. Ia kemudian memilih topik motivasi kehidupan. Diawali dengan artikel di Infovet yang kemudian menjadi rubrik tetap bernama Refleksi. Diakui, sebagai penulis, menyusun artikel Refleksi menghadapi tantangan tersendiri karena harus melalui proses perenungan dan kontemplasi. Pada mulanya artikel disusun berdasarkan situasi dunia peternakan saat itu. Kemudian dicoba menyusun artikel yang lebih bebas tidak ada kaitannya dengan dunia peternakan dan kesehatan hewan. Dari situ kemudian kelihatan respon pembaca yang paling banyak adalah artikel yang mengandung kisah inspiratif yang diulas dengan konteks kekinian. Model itulah yang kemudian dikembangkan dalam rubrik Refleksi.
Seorang pembaca yang bekerja di sebuah perusahaan obat hewan pernah menelpon untuk menyatakan terima kasih atas pencerahannya yang diperoleh saat membaca artikel tentang Rejeki Yang Tidak Terduga di rubrik Refleksi Infovet. Artikel dimaksud berisi kisah seorang ibu penjual tempe yang di pagi hari mengalami kekecewaan karena tempe buatannya belum jadi alias belum siap jual. Ia nekad tetap ke pasar sembari berharap Tuhan memberi keajaiban tempe segera berubah jadi siap jual. Sampai menjelang siang tempenya masih setengah jadi. Tiba-tiba ketika mau pulang ada seorang ibu muda mencari tempe yang belum jadi untuk dikirim ke anaknya yang sekolah di luar kota. Singkat cerita, tempe yang setengah jadi itu diborong habis. Tuhan hari itu memberi rejeki dengan cara yang tidak disangka sama sekali. Dagangannya ludes justru karena tempenya masih setengah jadi.
Seorang pembaca dari Medan ketika bertemu Bambang Suharno dalam sebuah forum, secara spontan mengatakan, “saya ketemu Pak Bambang hari ini pasti bukan secara kebetulan”. Pembaca buku itu tertawa karena kalimat yang disampaikan adalah kutipan dari artikel berjudul“Menciptakan kebetulan”. Artikel ini berisi antara lain tentang mekanisme servo dalam otak manusia yang dapat “merancang” banyak kejadian yang seolah-olah kebetulan.
Penggemar artikel Refleksi banyak ditemui oleh wartawan Infovet ketika melakukan liputan lapangan ke peternak. Pada saat mereka diberi majalah Infovet, sebagian besar dari mereka mencari halaman rubrik Refleksi terlebih dahulu sebelum membaca artikel lainnya. Hal tersebut terjadi di beberapa peternakan ayam negeri skalan kecil menengah yang tersebar di Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Dari respon pembaca Infovet, banyak diantara mereka yang telah menjadi penggemar setia artikel rubrik Refleksi.
Drh Soehadji (Dirjen Peternakan tahun 1988-1996) mengaku sebagai salah satu yang sering membaca artikel refleksi. Menurutnya, banyak hal rumit menjadi sederhana sebagaimana yang ditulis Bambang Suharno dalam artikel Refleksi di majalah Infovet setiap bulan. Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Dr. Muladno, guru besar Fakultas Peternakan IPB.
Menurut Soehadji, refleksi berbeda dengan evaluasi. Kalau evaluasi adalah kegiatan atas kinerja demi perbaikan lebih lanjut, sedangkan refleksi mengandalkan usaha serius menampilkan peran hati manusia. Refleksi menuntut keterbukaan bagi keberlangsungan proses memaknai kinerja yang sudah dilakukan. Refleksi memusatkan perhatian guna mendengarkan suara hati nurani.
“Dengan makna refleksi yang lebih luas dan mendalam tersebut maka saya hampir tak pernah melewatkan membaca artikel refleksi Infovet,” ujar soehadji sebagaimana yang dimuat di cover belakang luar buku ini.
Beberapa tokoh penting ikut memberikan komentar positif atas terbitnya buku ini, antara lain Gani Haryanto (Ketua Dewan Penasehat ASOHI, Presiden Direktur PT Romindo Primavetcom), Drh Rakhmat Nuriyanto MBA (Ketua Umum ASOHI), Zainal Abidin (Rektor Institut Kemandirian), Yohanes Budi Purnomo (Direktur Kelompok Media Peluang).
Buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama kiat sukses secara umum, berisi artikel berjudul Menciptakan Kebetulan, Energi Sedekah, Apel Emas, Anda adalah Sutradaranya dan lain-lain. Kedua, tentang kehidupan, berisi artikel inspiratif berjudul Berbaiklah Kepada Ibu Mertua, Rahasia di Balik Kesulitan, Rejeki yang Tak Terduga dan sebagainya. Ketiga tentang kepemimpinan, berisi artikel tentang Kisah Siput Tolol, Baik vs Hebat, Suara hati dan sebagainya.
Keunikan lain dalam buku ini, ada bagian pengantar dan penutup yang berbeda dengan buku pada umumnya. Kata pengantar dan penutup buku ini mengandung kisah inspiratif yang memotivasi pembaca. Bagian pengantar berisi kisah seorang gadis bernama Ana yang bertengkar dengan ibunya kemudian pergi dari rumah dan balik lagi untuk berterima kasih atas kebaikan ibundanya. Sedangkan bagian penutup berisi artikel tentang “kekayaan bernama kesalahan”.
Buku Jangan Pulang Sebelum Menang dijual dengan harga yang terjangkau, beredard di Gramedia dan toko buku terkemuka lainnya. (*/prs). Dikutip dari www.banyumasnews.com